BLOggER................................!
ApA ITU bLOgGER.......................................?
selama ini aku ga tau apa itu blogger.....TAPI Setelah aq mendapatkan tugas dari guru untuk membuatx..aq bru tw klw ternyata blogger itu adalh...........tempat postingan blog kita sendiri dalam suatu media untuk memberikan sesuatu yg berbeda dari yg lain spt informasi, cerita,bacaan dan banyak lagi yg lainx ok.......................
karena itu blog sangat berguna banget deh bagiq
jadi bagi yang blm punya blogger makax buat dong kaya gue....
gampang buangetttttt dehhhh!
Selasa, 30 Oktober 2007
Selasa, 23 Oktober 2007
akUw daN bULan BAhasa
Bulan Bahasa
Oktober sudah jamak diingat oleh banyak orang sebagai Bulan Bahasa. Tidak lain karena bulan ini dikaitkan dengan peristiwa besar Sumpah Pemuda yang salah satu isinya, “Menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.” Penyusun Sumpah Pemuda sendiri sedemikian menghargai bahasa — yang mewakili kebudayaan — sehingga tidak langsung dipukul rata sebagai, “satu tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia.” Khusus untuk bahasa, disebut sebagai menjunjung. Jadi sekalipun kita sudah bertanah air dan berbangsa yang satu, kebudayaan kita di dalamnya, termasuk bahasa, masih menyimpan beragam jenis. Namun demikian bahasa nasional tetap dijunjung karena dengan begitulah orang banyak tersebut dapat berkomunikasi satu dengan yang lain.
Berbeda dengan bahasa negara-negara lain yang umumnya memiliki tata-bahasa yang kompleks, Bahasa Indonesia sering secara sembarangan disebut lebih sederhana. Saya tulis “secara sembarangan” karena klaim ini hanya diungkapkan sambil lalu tanpa didasari sebuah sigi yang memadai. Yang jelas, rujukan tentang aspek-aspek kebahasaan di negeri kita masih minim. Pelajaran tentang bahasa masih seperti hanya untuk fakultas sastra dan buku-buku pengajaran berbahasa minim di rak-rak toko buku kita. Tentu saja terlalu jauh jika dibandingkan dengan Bahasa Inggris misalnya yang bahkan pengajaran berbahasanya sudah menjadi industri dengan omset besar. Bahasa Belanda yang hanya digunakan di kawasan Benelux yang mini pun, memiliki materi rujukan yang cukup banyak, dari tingkat pemula dengan beberapa variasi metode, sampai pembahasan untuk pemakaian yang lanjut.
Perasaan “sederhana” pertama terhadap Bahasa Indonesia jika kita sedang mempelajari bahasa-bahasa lain adalah ketiadaan perubahan bentuk kata kerja. Baik subjek atau waktu (tenses) tidak menyebabkan perubahan apapun pada kata kerja. Saya pergi, kamu pergi, dan dia pergi; demikian juga saya pergi kemarin, saya pergi besok. Tidak ada perbedaan pada kata kerja. Saya pernah mengalami kondisi yang sulit untuk memahami pertanyaan: apa yang sedang kamu lakukan sekarang? dengan teman chatting, sehingga saya jawab pekerjaan saya waktu ini dan selanjutnya, setelah belum jelas juga, pekerjaan saya hari ini. Akhirnya lawan bicara saya menuliskannya: what are you doing NOW?
Karena keelokan Bahasa Indonesia terletak pada pemakaian imbuhan, baik berupa awalan, sisipan, dan akhiran, di situ pula kesulitan yang kerap dihindari oleh mereka yang sedang belajar. Toh, memang lebih aman menyebut, “Saya tulis di kertas” ketimbang “Saya menulis di kertas.” Tulis, menulis, menuliskan, atau menulisi? Perkara imbuhan ini beberapa kali saya “membesarkan hati” teman di sini, “Jika kalian anggap Bahasa Indonesia itu sederhana tata bahasanya, coba kalian bayangkan seseorang yang baru belajar dan salah ucap, ‘Saya mau meniduri anak saya’, padahal maksudnya, ‘Saya mau menidurkan anak saya’.” Jadi jangan main-main!
oleh karena itu setelah saya mengetahui tentang keelokan bahasa indonesia saya jadi mengerti tentang pentingnya bahasa indonesia saat ini. karena itu saya akan turut memeriahkan bulan bahasa ini dengan mengikuti berbagai macam lomba di sekolah.
Oktober sudah jamak diingat oleh banyak orang sebagai Bulan Bahasa. Tidak lain karena bulan ini dikaitkan dengan peristiwa besar Sumpah Pemuda yang salah satu isinya, “Menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.” Penyusun Sumpah Pemuda sendiri sedemikian menghargai bahasa — yang mewakili kebudayaan — sehingga tidak langsung dipukul rata sebagai, “satu tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia.” Khusus untuk bahasa, disebut sebagai menjunjung. Jadi sekalipun kita sudah bertanah air dan berbangsa yang satu, kebudayaan kita di dalamnya, termasuk bahasa, masih menyimpan beragam jenis. Namun demikian bahasa nasional tetap dijunjung karena dengan begitulah orang banyak tersebut dapat berkomunikasi satu dengan yang lain.
Berbeda dengan bahasa negara-negara lain yang umumnya memiliki tata-bahasa yang kompleks, Bahasa Indonesia sering secara sembarangan disebut lebih sederhana. Saya tulis “secara sembarangan” karena klaim ini hanya diungkapkan sambil lalu tanpa didasari sebuah sigi yang memadai. Yang jelas, rujukan tentang aspek-aspek kebahasaan di negeri kita masih minim. Pelajaran tentang bahasa masih seperti hanya untuk fakultas sastra dan buku-buku pengajaran berbahasa minim di rak-rak toko buku kita. Tentu saja terlalu jauh jika dibandingkan dengan Bahasa Inggris misalnya yang bahkan pengajaran berbahasanya sudah menjadi industri dengan omset besar. Bahasa Belanda yang hanya digunakan di kawasan Benelux yang mini pun, memiliki materi rujukan yang cukup banyak, dari tingkat pemula dengan beberapa variasi metode, sampai pembahasan untuk pemakaian yang lanjut.
Perasaan “sederhana” pertama terhadap Bahasa Indonesia jika kita sedang mempelajari bahasa-bahasa lain adalah ketiadaan perubahan bentuk kata kerja. Baik subjek atau waktu (tenses) tidak menyebabkan perubahan apapun pada kata kerja. Saya pergi, kamu pergi, dan dia pergi; demikian juga saya pergi kemarin, saya pergi besok. Tidak ada perbedaan pada kata kerja. Saya pernah mengalami kondisi yang sulit untuk memahami pertanyaan: apa yang sedang kamu lakukan sekarang? dengan teman chatting, sehingga saya jawab pekerjaan saya waktu ini dan selanjutnya, setelah belum jelas juga, pekerjaan saya hari ini. Akhirnya lawan bicara saya menuliskannya: what are you doing NOW?
Karena keelokan Bahasa Indonesia terletak pada pemakaian imbuhan, baik berupa awalan, sisipan, dan akhiran, di situ pula kesulitan yang kerap dihindari oleh mereka yang sedang belajar. Toh, memang lebih aman menyebut, “Saya tulis di kertas” ketimbang “Saya menulis di kertas.” Tulis, menulis, menuliskan, atau menulisi? Perkara imbuhan ini beberapa kali saya “membesarkan hati” teman di sini, “Jika kalian anggap Bahasa Indonesia itu sederhana tata bahasanya, coba kalian bayangkan seseorang yang baru belajar dan salah ucap, ‘Saya mau meniduri anak saya’, padahal maksudnya, ‘Saya mau menidurkan anak saya’.” Jadi jangan main-main!
oleh karena itu setelah saya mengetahui tentang keelokan bahasa indonesia saya jadi mengerti tentang pentingnya bahasa indonesia saat ini. karena itu saya akan turut memeriahkan bulan bahasa ini dengan mengikuti berbagai macam lomba di sekolah.
PENTINGNYA MINERAL
Mineral selalu disandingkan dengan vitamin, mineral memegang peranan penting bagi perkembangan dan kesehatan tubuh kita. Sebab apabila tubuh kekurangan mineral maka tubuh akan mudah terserang penyakit. Mineral merupakan sekelompok senyawa anorganik yang dibutuhkan untuk memperlancar proses metabolisme.
Mineral dibagi menjadi 2 yaitu mineral utama yang terdiri dari dari kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, klorida,dan sulfur.sedangkan yang kedua biasa disebut dengan trace mineral, diantaranya adalah zat besi, seng, mangan, kobalt, tembaga, yodium, kromium, selenium, nikel, dan silicon.
Kadar mineral didalam tubuh kita harus tetap seimbang karena mineral memiliki fungsi masing-masing demi kesehatan tubuh. Bila asupan mineral didalam tubuh berkurangt maka akan menimbulkan dampak tersendiri bagi tubuh kita. Caranya tak lain adalah dengan banyak mengonsumsi buah-buahan, susu, dan sayuran.
Akan tetapi kesadaran untuk mengonsumsi mineral pada saat ini semakin lama semakin sedikit. Bukan hanya sayur dan buah yang tidak terdaftar dalam menu makanan kita, tetapi juga karena proses makanan yang kurang baik dan hiegenis. Pengunaan teknologi khusus, zat pengawet, dan zat kimiawi merupakan salah satu penyebabnya hilangnya kandungan mineral dan vitamin lainya. Itu sebabnya meski tubuh seseorang itu sehat, namun busa saja orang tersebut kekurangan mineral.
Oleh karena itu, perubahan pola makanan harus dimulai dari sekarang. Mengonsumsi buah dan sayur secara teratur dengan pengolahan yang tepat agar mendapatkan hasil mineral yang maksimal bagi tubuh.
Mineral dibagi menjadi 2 yaitu mineral utama yang terdiri dari dari kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, klorida,dan sulfur.sedangkan yang kedua biasa disebut dengan trace mineral, diantaranya adalah zat besi, seng, mangan, kobalt, tembaga, yodium, kromium, selenium, nikel, dan silicon.
Kadar mineral didalam tubuh kita harus tetap seimbang karena mineral memiliki fungsi masing-masing demi kesehatan tubuh. Bila asupan mineral didalam tubuh berkurangt maka akan menimbulkan dampak tersendiri bagi tubuh kita. Caranya tak lain adalah dengan banyak mengonsumsi buah-buahan, susu, dan sayuran.
Akan tetapi kesadaran untuk mengonsumsi mineral pada saat ini semakin lama semakin sedikit. Bukan hanya sayur dan buah yang tidak terdaftar dalam menu makanan kita, tetapi juga karena proses makanan yang kurang baik dan hiegenis. Pengunaan teknologi khusus, zat pengawet, dan zat kimiawi merupakan salah satu penyebabnya hilangnya kandungan mineral dan vitamin lainya. Itu sebabnya meski tubuh seseorang itu sehat, namun busa saja orang tersebut kekurangan mineral.
Oleh karena itu, perubahan pola makanan harus dimulai dari sekarang. Mengonsumsi buah dan sayur secara teratur dengan pengolahan yang tepat agar mendapatkan hasil mineral yang maksimal bagi tubuh.
Langganan:
Postingan (Atom)